Jumat, 12 November 2010
Sejarah Gerakan Pramuka (2)
Kepanduan masuk ke indonesia ( pada waktu itu masih Hindia Belanda, karena negara kita sedang di jajah orang Belanda ) pertama – tama di bawa oleh orang Belanda. Organisasinya bernama Nederland Indische Padvinders Vereniging (NIPV) yang artinya adalah Persatuan Pandu – pandu Hindia Belanda.
Bangsa kita mulai tertarik pada organisasi tersebut dan karena sifatnya yang universal maka organisasi kepanduan dapat dengan cepat diterima oleh bangsa kita, apalagi kondisi pada waktu itu sangat memungkinkan. Para remaja dan pemuda kita membutuhkan suatu organisasi yang dapat menampung aspirasi mereka terhadap tanah air.
Sesuatu yang membuat pemerintah Kolonial Belanda menjadi cukup khawatir. Oleh karena itu pemerintah Kolonial Belanda melarang bangsa kita mengikuti kegiatan NIPV.
Maka berdirilah organisasi – organisasi kepanduan yang becirikan Nasionalisme dan Organisasi kepanduan nasional yang pertama didirikan adalah Javaanse Padvinders Organisatie ( JPO ) tahun 1916 atas prakarsa Sultan Pangeran Mangkunegara VII di Surakarta.
Pendirian JPO ini membuat para remaja dan pemuda di daerah lain tertarik mendirikan Organisasi Kepanduan. Yang memang pada waktu itu bisa dianggap sebagai salah satu cara perjuangan dalam usahanya mencapai kemerdekaan.
Tonggak kebangkitan bangsa indonesia adalah berdirilah Organisasi Boesi Oetomo, 20 Mei 1908. Lalu Peristiwa sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, yang menjiwai Gerakan Kepanduan Nasional kita semakin bergerak maju ( merupakan semangat Nasionalisme )
Kemudian pemerintah kolonial Belanda melarang pemakaian istilah Padvinder bagi organisasi kepanduan bangsa kita. Istilah “PANDU” dan “KEPANDUAN” dikemukakan pertama kali dalam kongres SIAP tahun 1928 oleh KH.Agus Salim di kota Banjarnegara, Banyumas, Jawa Tengah.
Peristiwa bersejarah terjadi saat BP dan Lady Baden Powell berkunjung ke Indonesia, tanggal 3 Desember 1934. BP singgah di Jakarta setelah meninjau Jambore di Australia. Walau para pandu nasionalis tidak dapat bertemu dengan Bapak Pandu.
Pandu Indonesia pertama kali mengikuti Jambore di Jambore dunia V di Volegenzang, Belanda di tahun 1937 ( Pandu Hindi Belanda ).
Pada jaman pendudukan penjajah jepang, organisasi kepanduan dilarang sama sekali. Semua organisasi kepanduan harus bergabung dengan organisasi kepemudaan bentukan Jepang.
Kemudian setelah PROKLAMASI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 1945, berdirilah kembali organisasi – organsasi kepanduan hingga mencapai jumlah lebih dari 100 organisasi, yang tegabung dalam 3 federasi, yaitu :
- IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia, 13-09-1951)
- POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri, tahun 1954)
- PKPI (Perserikatan Kepanduan Puteru Indonesia)
Kemudian terjadi peristiwa penting lainnya adalah Jambore Nasional Kepanduan Pertama pada masa Pandu (sebelum jadi Pramuka), yaitu diselenggarakan di Pasar Minggu, Jakarta pada Tahun 1955 (diselenggarakan oleh IPINDO).
Ketiga Federasi tersebut bergabung menjadi satu dalam PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia ) sekitar 60 Organisasi dengan ± 500.000 anggota Pandu.
Akhirnya, disadari bahwa banyaknya Organisasi Bangsa, maka Pemerintah mengeluarkan KEPRES No.238/61 Tentang Gerakan Pramuka, sebagai dukungan Pemerintah terhadap Organisasi Kepanduan Indonesia. Kepres tersebut di atas di tandatangani oleh Perdana Menteri RI saat itu, Ir.H.Juanda (Presiden Soekarno mengadakan kunjungan ke negara Jepan ).
Gerakan Pramuka bukan badan pemerintah, semua organisasi kepanduan melebur diri masuk menjadi anggota Gerakan Pramuka, kecuali organisasi – organisasi kepanduan yang berhaluan kiri / komunis. Mulailah Gerakan Pramuka berkembang menjadi organisasi yang disegani. Kemudian samapi saat ini telah diselenggarakan beberapa kali Jambore Nasional (Jamnas), pertemuan Pramuka Penggalang yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali.
JAMBORE NASIONAL INDONESIA
NO JAMBORE TAHUN TEMPAT
1 I 1937 Situ baru, DKI Jakarta
2 II 1977 Sibolangit, Sumatera Utara
3 III 1981 Cibubur, DKI Jakarta
4 IV 1986 Cibubur, DKI Jakarta
5 V 1991 Cibubur, DKI Jakarta
6 VI 1996 Cibubur, DKI Jakarta
7 VII 2001 Baturaden, Banyumas, Jawa Tengah
8 VIII 2006 Jatinangor, Sumedeng, Jawa Barat
Tahun 1981, Jamnas Pramuka Indonesia diselenggarakan bersamaan dengan Jambore Asia Pasific 6th.
Bangsa kita mulai tertarik pada organisasi tersebut dan karena sifatnya yang universal maka organisasi kepanduan dapat dengan cepat diterima oleh bangsa kita, apalagi kondisi pada waktu itu sangat memungkinkan. Para remaja dan pemuda kita membutuhkan suatu organisasi yang dapat menampung aspirasi mereka terhadap tanah air.
Sesuatu yang membuat pemerintah Kolonial Belanda menjadi cukup khawatir. Oleh karena itu pemerintah Kolonial Belanda melarang bangsa kita mengikuti kegiatan NIPV.
Maka berdirilah organisasi – organisasi kepanduan yang becirikan Nasionalisme dan Organisasi kepanduan nasional yang pertama didirikan adalah Javaanse Padvinders Organisatie ( JPO ) tahun 1916 atas prakarsa Sultan Pangeran Mangkunegara VII di Surakarta.
Pendirian JPO ini membuat para remaja dan pemuda di daerah lain tertarik mendirikan Organisasi Kepanduan. Yang memang pada waktu itu bisa dianggap sebagai salah satu cara perjuangan dalam usahanya mencapai kemerdekaan.
Tonggak kebangkitan bangsa indonesia adalah berdirilah Organisasi Boesi Oetomo, 20 Mei 1908. Lalu Peristiwa sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, yang menjiwai Gerakan Kepanduan Nasional kita semakin bergerak maju ( merupakan semangat Nasionalisme )
Kemudian pemerintah kolonial Belanda melarang pemakaian istilah Padvinder bagi organisasi kepanduan bangsa kita. Istilah “PANDU” dan “KEPANDUAN” dikemukakan pertama kali dalam kongres SIAP tahun 1928 oleh KH.Agus Salim di kota Banjarnegara, Banyumas, Jawa Tengah.
Peristiwa bersejarah terjadi saat BP dan Lady Baden Powell berkunjung ke Indonesia, tanggal 3 Desember 1934. BP singgah di Jakarta setelah meninjau Jambore di Australia. Walau para pandu nasionalis tidak dapat bertemu dengan Bapak Pandu.
Pandu Indonesia pertama kali mengikuti Jambore di Jambore dunia V di Volegenzang, Belanda di tahun 1937 ( Pandu Hindi Belanda ).
Pada jaman pendudukan penjajah jepang, organisasi kepanduan dilarang sama sekali. Semua organisasi kepanduan harus bergabung dengan organisasi kepemudaan bentukan Jepang.
Kemudian setelah PROKLAMASI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 1945, berdirilah kembali organisasi – organsasi kepanduan hingga mencapai jumlah lebih dari 100 organisasi, yang tegabung dalam 3 federasi, yaitu :
- IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia, 13-09-1951)
- POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri, tahun 1954)
- PKPI (Perserikatan Kepanduan Puteru Indonesia)
Kemudian terjadi peristiwa penting lainnya adalah Jambore Nasional Kepanduan Pertama pada masa Pandu (sebelum jadi Pramuka), yaitu diselenggarakan di Pasar Minggu, Jakarta pada Tahun 1955 (diselenggarakan oleh IPINDO).
Ketiga Federasi tersebut bergabung menjadi satu dalam PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia ) sekitar 60 Organisasi dengan ± 500.000 anggota Pandu.
Akhirnya, disadari bahwa banyaknya Organisasi Bangsa, maka Pemerintah mengeluarkan KEPRES No.238/61 Tentang Gerakan Pramuka, sebagai dukungan Pemerintah terhadap Organisasi Kepanduan Indonesia. Kepres tersebut di atas di tandatangani oleh Perdana Menteri RI saat itu, Ir.H.Juanda (Presiden Soekarno mengadakan kunjungan ke negara Jepan ).
Gerakan Pramuka bukan badan pemerintah, semua organisasi kepanduan melebur diri masuk menjadi anggota Gerakan Pramuka, kecuali organisasi – organisasi kepanduan yang berhaluan kiri / komunis. Mulailah Gerakan Pramuka berkembang menjadi organisasi yang disegani. Kemudian samapi saat ini telah diselenggarakan beberapa kali Jambore Nasional (Jamnas), pertemuan Pramuka Penggalang yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali.
JAMBORE NASIONAL INDONESIA
NO JAMBORE TAHUN TEMPAT
1 I 1937 Situ baru, DKI Jakarta
2 II 1977 Sibolangit, Sumatera Utara
3 III 1981 Cibubur, DKI Jakarta
4 IV 1986 Cibubur, DKI Jakarta
5 V 1991 Cibubur, DKI Jakarta
6 VI 1996 Cibubur, DKI Jakarta
7 VII 2001 Baturaden, Banyumas, Jawa Tengah
8 VIII 2006 Jatinangor, Sumedeng, Jawa Barat
Tahun 1981, Jamnas Pramuka Indonesia diselenggarakan bersamaan dengan Jambore Asia Pasific 6th.
KOMPAS
Kompas adalah alat untuk menetapkan / mencari arah mata angin, digunakan oleh para pelaut, penerbang, pekemah, pemburu, dan petualang lainnya untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya. Ada dua tipe dasar dari kompas yaitu :
1.Kompas Magnetik
Sudah dipergunakan sejak tujuh abad yang lalu, pada kompas magnetik arah ditunjukan oleh magnet berbentuk jarum yang mengarah pada arah Kutub Utara di bawah pengaruh medan magnet bumi . Yang terbesar adalah kompas magnetik yang digunakan oleh para pelaut.
Sudah dipergunakan sejak tujuh abad yang lalu, pada kompas magnetik arah ditunjukan oleh magnet berbentuk jarum yang mengarah pada arah Kutub Utara di bawah pengaruh medan magnet bumi . Yang terbesar adalah kompas magnetik yang digunakan oleh para pelaut.
2.Gyrocompass
Alat yang ditemukan pada awal abad ini. Tidak dipengaruhi oleh magnet bumi. Pada Kompas yang menggunakan cairan, cairan yang biasa digunakan adalah campuran dari alkohol danair. Dengan menggunakan cairan maka jarum kompas akan mudah digunakan, keuntungan inilah yang menyebabkan kompas berisi cairan lebih banyak dipergunakan dibandingkan dengan kompas kering (dry compass ).
Alat yang ditemukan pada awal abad ini. Tidak dipengaruhi oleh magnet bumi. Pada Kompas yang menggunakan cairan, cairan yang biasa digunakan adalah campuran dari alkohol danair. Dengan menggunakan cairan maka jarum kompas akan mudah digunakan, keuntungan inilah yang menyebabkan kompas berisi cairan lebih banyak dipergunakan dibandingkan dengan kompas kering (dry compass ).
Bagian – bagian Kompas :
1.DIAL
Permukaan dimana tertera angka / huruf seperti pada jarum.
2.VISIR
Pembidik sasaran.
3.KACA PEMBESAR
Untuk melihat sasaran dan angka pada dial.
4.JAM PENUNJUK
Menunjukkan lokasi magnet bumi.
5.TUTUP DIAL
Dengan 2 garis bersudut 45º dan dapat diputar-putar.
6.ALAT PENGANTUNG
Untuk tali / dapat juga untuk menyangkutkan ibu jari tangan sewaktu melakukan pembidik.
1.DIAL
Permukaan dimana tertera angka / huruf seperti pada jarum.
2.VISIR
Pembidik sasaran.
3.KACA PEMBESAR
Untuk melihat sasaran dan angka pada dial.
4.JAM PENUNJUK
Menunjukkan lokasi magnet bumi.
5.TUTUP DIAL
Dengan 2 garis bersudut 45º dan dapat diputar-putar.
6.ALAT PENGANTUNG
Untuk tali / dapat juga untuk menyangkutkan ibu jari tangan sewaktu melakukan pembidik.
Cara Menggunakan Kompas :
1.Letakkan Kompas dipermukaan yang datar, setelah jarum kompas tidak bergerak lagi, maka jarum kompas telah menunjukan arah Utara Magnet, jadi bukan Kutub Utara. Sebab, jarum kompas tertarik oleh adanya Magnet Bumi yang terletak beberapa derajat dari Kutub Utara Bumi.
2.Bidikan sasaran melalui Visir ( pembidik ).
3.Apabila Visir meragukan, karena kurang jelas, luruskan saja garis yang terdapat pada tutup dila ke arah Visir, searah dengan sasaran.
4.Titik sasaran bidik disebut juga Check Point.
5.Sasaran Balik (Back reading), dipergunakan apabila kita akan kembali ke titik asal / sebelumnya.
1.Letakkan Kompas dipermukaan yang datar, setelah jarum kompas tidak bergerak lagi, maka jarum kompas telah menunjukan arah Utara Magnet, jadi bukan Kutub Utara. Sebab, jarum kompas tertarik oleh adanya Magnet Bumi yang terletak beberapa derajat dari Kutub Utara Bumi.
2.Bidikan sasaran melalui Visir ( pembidik ).
3.Apabila Visir meragukan, karena kurang jelas, luruskan saja garis yang terdapat pada tutup dila ke arah Visir, searah dengan sasaran.
4.Titik sasaran bidik disebut juga Check Point.
5.Sasaran Balik (Back reading), dipergunakan apabila kita akan kembali ke titik asal / sebelumnya.
Rumus Sasaran Balik (Back Azimuth) adalah:
1.Tambah dengan 180º apabila sasaran bidiknya kurang dari 180º.
2.Kurangi dengan 180º apabila sasaran biding lebih dari 180º.
Contoh :
-Jika Sasaran bidik 30º maka sasaran baliknya adalah :
30º + 180º = 210º
-Jika Sasaran bidik 200º maka sasaran baliknya adalah :
200º – 180º = 20º
1.Tambah dengan 180º apabila sasaran bidiknya kurang dari 180º.
2.Kurangi dengan 180º apabila sasaran biding lebih dari 180º.
Contoh :
-Jika Sasaran bidik 30º maka sasaran baliknya adalah :
30º + 180º = 210º
-Jika Sasaran bidik 200º maka sasaran baliknya adalah :
200º – 180º = 20º
Langganan:
Postingan (Atom)